Pelatihan Penelitian Lapangan Bagi Mahasiswa Antropologi

Pada Senin (22/10/2024), Program Studi Antropologi melaksanakan kegiatan pelatihan penelitian lapangan bagi mahasiswa, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin program studi antropologi yang telah berlangsung di Aula Fisip Universitas Tadulako dan dihadiri ketua Jurusan Sosiologi, Koordinator program studi antropologi dan Dosen Antropologi.  Kegiatan ini dipandu oleh Master of Ceremony, ibu Hapsa, S.Sos.,M.A, dengan menyanyikan lagu indonesia raya dan mars Tadulako secara bersama-sama.

Koordinator Program Studi, Ibu Siti Hajar, S.Sos.,M.Si memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan tersebut.

” Kegiatan ini merupakan sebuah kegiatan yang bermaksud untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa agar lebih memahami teknik penelitian di lapangan dengan harapan kegiatan ini dicermati oleh mahasiswa di kelas dan dapat diimplementasikan di lapangan” tuturnya .

Acara selanjutnya, pemaparan materi dari Narasumber Ibu Dr. Rismawati, M.A

“Pada konteks keilmuan antropologi, kita berangkat dari fenomena sosial tentang apa saja, baik itu kesehatan, kemiskinan atau yang lainnya. Oleh karenanya kita melakukan pra lapangan. Di pra lapangan kita membuat sebuah perencanaan. Pra lapangan didalamnya terdapat 3 tahapan yakni perencanaan, persiapan dan penyesuaian. Jadi untuk mendapatkan data di lapangan terutama saat melakukan wawancara, ada teknik yang harus dipahami oleh peneliti, paling tidak peneliti memahami latarbelakang budaya informan, sebab dalam melakukan pendekatan kepada informan itu berbeda-beda bergantung dari latarbelakang budaya”.

Pada sesi diskusi, terdapat tiga mahasiswa yang mengajukan pertanyaan menarik. Salah satunya adalah Dani (mahasiswa antropologi angkatan 2022)  , “salah satu problem mahasiswa adalah kesulitan menentukan tema. Bagaimana sebenarnya indikator dalam menentukan judul?”.

Kegiatan pelatihan penelitian lapangan yang belangsung selama dua jam menarik perhatian dan antusias mahasiswa untuk berdiskusi.  Sebagai penutup kegiatan, narasumber menegaskan bahwa “sesuatu yang dianggap benar harus melalui prosedur, paling tidak berangkat dari problem masalah yang ada di masyarakat, fenemonologi, metode yang digunakan harus jelas” Tutur ibu Dr. Rismawati, MA

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *