Prodi Antropologi Integrasi Mata Kuliah dan Kerja Sama Relawan Kemanusiaan

Palu, Program Studi Antropologi mengintegrasikan mata kuliah dengan kegiatan relawan, sebagai wujud tanggung jawab sosial disiplin ilmu terhadap isu-isu yang ada. Program inovatif ini diinisiasi oleh dosen-dosen antropologi dan dirancang untuk menggabungkan pembelajaran akademis dengan pengalaman praktis.

Mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini diwajibkan untuk menulis catatan harian yang berkaitan dengan mata kuliah yang mereka ambil pada semester ini. Catatan tersebut akan menjadi bagian dari penilaian, di mana setiap hasil resume akan diperiksa dan dinilai oleh dosen pengampu masing-masing mata kuliah. Dengan pendekatan ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang teori dan praktik dalam antropologi. Berita ini dapat dilihat Selengkapnya

Lobo Journal Bermitra Dengan Antropologi Untad

Profesor Albert Schrauwers dari bidang Antropologi memperkenalkan Lobo: Annals of Sulawesi Research, sebuah jurnal ilmiah berbahasa Indonesia yang bersifat akses terbuka. Jurnal ini memuat terjemahan penelitian ilmu sosial dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, serta artikel ilmiah berbahasa Indonesia yang telah melalui proses peninjauan sejawat (peer-review).

Menurut Schrauwers, tujuan utama dari penerbitan Lobo adalah untuk menyediakan hasil penelitian berbahasa Inggris agar dapat diakses oleh masyarakat di Sulawesi Tengah dalam bahasa yang mereka pahami. Selain itu, jurnal ini juga berperan sebagai wadah bagi peneliti Indonesia untuk mempublikasikan karya mereka setelah melalui proses penilaian akademik, sehingga dapat dimanfaatkan oleh kalangan akademisi dan organisasi sosial yang berkegiatan di daerah tersebut.

Jurnal Lobo merupakan hasil dari kerja sama lintas institusi dalam rangka mobilisasi pengetahuan, yang melibatkan York University, University of Western Australia, dan Universitas Tadulako (UNTAD) yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah. UNTAD sendiri adalah satu-satunya perguruan tinggi negeri di provinsi tersebut, dan saat ini menampung sekitar 22.000 mahasiswa.Selengkapnya

dan dukungan Proyek Lobo Kemitraan Antropologi Untad dapat di lihat pada Tautan berikut

FGD Dan Kuliah Tamu Dengan Tema Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS)

Palu, Program Studi Antropologi Bersama Professor Greg Acciaioli, PhD., University of Western Australia melakukan FGD dan kuliah tamu dengan tema tujuan pembangunan berkelanjuta SDGIS, diskusi ini bertujuan mengesplorasi mengeksplorasi bagaimana para peneliti, aktivis, pejabat pemerintah, dan pihak-pihak lain yang memiliki orientasi yang didasari oleh ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, terlibat dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ke-17 tujuan tersebut, dengan 169 target dan 289 indikator, ditetapkan pada tahun 2015 dan dimaksudkan untuk memberikan kerangka kerja yang mengarahkan kebijakan pemerintah hingga tahun 2030. Tujuan-tujuan tersebut merupakan peta aspiratif transformasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang sistemik. Indikator-indikator tersebut disajikan di atas dalam versi bahasa Indonesia.

Diskusi ini juga sebagai latar belakang untuk presentasi yang membandingkan keterlibatan ilmu-ilmu sosial, khususnya antropologi, dengan SDGs di Indonesia dan Malaysia yang akan diberikan pada simposium dua tahunan di Johannesburg pada bulan November 2024, oleh World Council of Anthropological Associations (WCAA). WCAA adalah sebuah organisasi yang mewakili 56 kelompok antropolog nasional, regional, dan internasional, termasuk Asosiasi Antropologi Indonesia sebagai salah satu asosiasi nasional anggotanya (Malaysia tidak memiliki asosiasi antropologi nasional). Diskusi ini akan memungkinkan para praktisi, pendidik, dan peneliti yang beragam untuk mengkaji, melalui pertimbangan SDGs, cara-cara yang digunakan oleh disiplin ilmu sosial di Indonesia untuk membingkai tantangan utama yang dihadapi umat manusia saat ini. Diskusi ini juga akan mengeksplorasi bagaimana disiplin ilmu sosial seperti antropologi terlibat dengan kebijakan pemerintah, memeriksa implikasi dari pendekatan yang lebih berorientasi pada kebijakan dalam melakukan ilmu sosial. dalam FGD tersebut Program Studi Antropologi juga sekaligus menerima masukan dari Tim Ahli pak Greg Acciaioli dan seluruh stakeholder yang hadir untuk memberikan masukan terhadapa kurikulum antropoloogi.

Diskusi ini menghadirkan akedemisi dan LSM berjumlah 20 orang yang dilaksanakan di ruang senat Fisp Untad. selengkapnya berita ini dapat juga dilihat Link Berikut