
Palu, Program Studi Antropologi Bersama Professor Greg Acciaioli, PhD., University of Western Australia melakukan FGD dan kuliah tamu dengan tema tujuan pembangunan berkelanjuta SDGIS, diskusi ini bertujuan mengesplorasi mengeksplorasi bagaimana para peneliti, aktivis, pejabat pemerintah, dan pihak-pihak lain yang memiliki orientasi yang didasari oleh ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, terlibat dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ke-17 tujuan tersebut, dengan 169 target dan 289 indikator, ditetapkan pada tahun 2015 dan dimaksudkan untuk memberikan kerangka kerja yang mengarahkan kebijakan pemerintah hingga tahun 2030. Tujuan-tujuan tersebut merupakan peta aspiratif transformasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang sistemik. Indikator-indikator tersebut disajikan di atas dalam versi bahasa Indonesia.
Diskusi ini juga sebagai latar belakang untuk presentasi yang membandingkan keterlibatan ilmu-ilmu sosial, khususnya antropologi, dengan SDGs di Indonesia dan Malaysia yang akan diberikan pada simposium dua tahunan di Johannesburg pada bulan November 2024, oleh World Council of Anthropological Associations (WCAA). WCAA adalah sebuah organisasi yang mewakili 56 kelompok antropolog nasional, regional, dan internasional, termasuk Asosiasi Antropologi Indonesia sebagai salah satu asosiasi nasional anggotanya (Malaysia tidak memiliki asosiasi antropologi nasional). Diskusi ini akan memungkinkan para praktisi, pendidik, dan peneliti yang beragam untuk mengkaji, melalui pertimbangan SDGs, cara-cara yang digunakan oleh disiplin ilmu sosial di Indonesia untuk membingkai tantangan utama yang dihadapi umat manusia saat ini. Diskusi ini juga akan mengeksplorasi bagaimana disiplin ilmu sosial seperti antropologi terlibat dengan kebijakan pemerintah, memeriksa implikasi dari pendekatan yang lebih berorientasi pada kebijakan dalam melakukan ilmu sosial. dalam FGD tersebut Program Studi Antropologi juga sekaligus menerima masukan dari Tim Ahli pak Greg Acciaioli dan seluruh stakeholder yang hadir untuk memberikan masukan terhadapa kurikulum antropoloogi.
Diskusi ini menghadirkan akedemisi dan LSM berjumlah 20 orang yang dilaksanakan di ruang senat Fisp Untad. selengkapnya berita ini dapat juga dilihat Link Berikut